TUGAS 2 : Kondisi perekonomian Indonesia pada zaman pemerintahan Jokowi - JK hingga Jokowi - Ma'ruf Amin
Dalam sebuah negara, perekonomian menjadi salah satu penentu kemajuan atau kesejahteraan penduduk. Jika mampu mengelola sumber daya yang ada dengan baik melalui pembangunan yang merata maka perekonomian akan tumbuh positif pada level yang diinginkan. Lalu bagaimanakah kondisi perekonomian indonesia pada hampir 2 periode belakangan ini, yaitu zaman pemerintahan Jokowi - JK hingga Jokowi - Ma'ruf Amin?
Dalam lima tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) periode I (2015-2019) mengupayakan terciptanya pembangunan ekonomi, dalam pencapaiannya yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi pada periode ini yaitu pertumbuhan ekonomi cenderung stagnan di sekitar lima persen. Sentimen global dan internal mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meski demikian, Indonesia mampu stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Pada Tahun 2014 pertumbuhan ekonomi tercatat 5,01 persen, tahun 2015 turun menjadi 4,87 persen, tahun 2016 sebesar 5,03 persen. Pada tahun 2017 ekonomi hanya tumbuha 5,07 persen dan menguat pada 2018 sebesar 5,17 persen. Sementara pada tahun 2019, hingga semester I atau 6 bulan menjelang berakhirnya pemerintahan Jokowi periode I, pertumbuhan ekonomi tercatat 5,06 persen.
Pemerintah menyatakan, tekanan makro ekonomi global turut pengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kalau dilihat dari 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 termasuk yang tertinggi.
Secara keseluruhan data tersebut, Pemerintah mengklaim pertumbuhan ekonomi pada level 5 persen merupakan yang terbaik, di tengah ketidakpastian perekonomian global. Pasalnya, dibandingkan dengan negara-negara G-20, pertumbunan ekonomi Indonesia terutama pada tahun 2018 sebesar 5,17 persen, merupakan tiga terbesar setelah India dan Cina.
Sampai saat ini pemerintahan (Jokowi - Ma'ruf Amin) masih mengusahakan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih baik dengan periode kedua pemerintahannya bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Sebelumnya, pada periode I pun Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih dari tujuh persen pada 2023. Dengan catatan, “iklim investasi beserta regulasinya itu betul-betul terbuka dan memberikan kesempatan untuk investor lokal bergerak.” yang hingga saat ini masih berusaha untuk diwujudkan.
Dilansir dari liputan6.com, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah, menilai dalam kinerja 100 hari pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin, semakin kehilangan harapan terkait pertumbuhan ekonomi. Piter berpendapat bahwa jika ingin melihat 100 hari kerja Jokowi yakni dilihat dari arah kebijakannya saat memimpin di periode kedua ini. Dengan melihat bagaimana arah kebijakannya, seperti apa, dan keputusan apa saja yang sudah di ambil Jokowi.
Piter juga melihat masa periode Jokowi kedua ini, jangan berharap ekonomi Indonesia mengalami lompatan pertumbuhan. Seperti sebelumnya Jokowi mengatakan target pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 7 persen. Bahkan jajaran menterinya pun pesimis terhadap target tersebut.
Ia pun menegaskan, bahwa dirinya melihat kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Jokowi tidak jelas arahnya kemana. Piter menilai bahwa Jokowi sebagai presiden tidak memiliki strategi secara komprehensif dalam mengatur perekonomian.
Piter menilai hal tersebut pasalnya target yang diharapkan Jokowi dalam pemerintahannya, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7 persen. Namun hal itu tak kunjung terwujud hingga saat ini. Belum lagi dengan adanya wabah pandemi virus Covid - 19 pada saat ini yang tentunya dapat memengaruhi pada pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah harus benar - benar memikirkan dan menyusun pada strategi yang baik dan jelas ditengah masalah - masalah perekonomian yang ada, seperti halnya pandemi Covid - 19. Strategi yang manakah yang baik untuk diberlakukan sehingga memengaruhi pertumbuhan perekonomian indonesia ke tahap yang lebih baik, bahkan dapat mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen.
Referensi :
Komentar
Posting Komentar